Sunday 11 July 2010

Catatan Penting ISRA MI'RAJ

Ada dua faktor utama sebab timbulnya bid'ah, pertama akal, yang kedua perasaan. Dan kedua faktor tersebut satu dengan yang lainnya selalu saling menguatkan. Karena mudah dimengerti oleh akal lalu oleh perasaannya orang menganggap hal tersebut terasa pantas dan layak untuk dilakukan. Padahal ibadah merupakan bagian dari perkara ghaib yang wajib kita beriman kepada contoh Rasulullah SAW dalam mengamalkannya.

Aisyah ummul mukminin pernah menceritakan, bahwa pernah ada tiga orang sahabat yang sengaja meminta data-data tentang ibadah keseharian Rasulullah SAW kepada isteri-isteri beliau. Setelah itu mereka berkumpul di masjid dan mengevaluasi semua data yang mereka terima tersebut, lalu mereka memutuskan tiga sikap ; yang pertama menyatakan, bahwa ia akan melakukan shalat malam semalam untuk terus menerus sehingga rela mengorbankan waktu tidurnya. Adapun yang kedua menyatakan, bahwa ia akan shaum terus menerus. Dan yang terakhir memutuskan untuk tidak menikah karena khawatir akan terganggu konsentrasi ibadahnya. Lalu ketika Rasulullah SAW pulang, aku menceritakan semua kejadian tersebut dan ternyata beliau amat marah mendengar laporan tersebut sehingga beliau segera pergi ke masjid untuk menemui mereka. Beliau berkata "Apakah kalian menyatakan anu dan anu?! "mereka menjawab : "benar wahai Rasulullah, karena kami merasa tidak seperti keadaan engkau. Sungguh Allah telah mengampuni semua dosamu! sedangkan keadaan kami tidak demikian!" mendengar alasan mereka Rasulullah SAW marah lalu bersabda : "Sesungguhnya orang yang paling takwa dan mengetahui kepada Allah itu adalah aku!" (HR al-bukhary)

Dari riwayat di atas dapat kita ambil istidlal, bahwa untuk urusan ibadah, akal dan perasaan tidak dapat kita jadikan standar dan landasan untuk mengamalkannya. Karena baik menurut akal dan pantas menurut perasaan belum tentu baik dan benar menurut Rasulullah yang telah diberi SK oleh Allah untuk mengajarkan dan menyampaikan kembali cara ibadah yang Allah perintahkan.

Oleh karena itu setelah beliau pulang dari isra dan mi'raj-nya, beliau tidak melakukan shalat apapun, padahal dari peristiwa tersebut beliau telah mendapatkan tuntutan untuk mendirikan shalat yang lima waktu, mengapa demikian??

Ternyata alasannya satu, karena beliau belum mendapatkan penjelasan secara rinci menganai waktu dan cara shalat tersebut. Maka pada saat matahari tergelincir (waktu dzuhur), malaikat jibril datang menemui beliau dan mengajarkan shalat secara praktik yang lalu diikuti oleh Nabi dan beliau diikuti oleh orang-orang, dan begitu seterusnya sampai sempurna kelima waktunya diajarkan dan dicontohkan oleh malaikat jibril (Fathul Baari 2 : 5)

Oleh karenanya Nabi SAW secara diplomatis menyatakan : "Shalatlah kalian sebagaimana kalian mengethui aku shalat". Karena sesungguhnya aku tidak melakukannya karena akal dan perasaanku pribadi tetapi karena akupun iman terhadap wahyu yang aku terima. Dan akhirnya beliau menyatakan dengan tegas dan jelas "Siapa saja yang beramal (termasuk Nabi) yang tidak berdasarkan urusan kami (wahyu) maka pasti amalnya tertolak"

No comments:

Post a Comment