Wednesday 12 August 2009

Menentukan Produk




BARANG / PRODUK YANG DIHASILKAN



Point berikutnya setelah Mencari Lokasi dan Menyiapkan Sarana dan Prasarana yang memadai sesuai kebutuhan adalah menentukan produk atau barang yang dihasilkan baik berupa jasa layanan, produksi atau jenis-jenis lainnya. Tujuannya adalah membuat perhitungan seberapa besar hasil yang dicapai dengan produk / barang yang dikelola, terkadang sebuah perusahaan terutama yang menengah ke bawah kurang memperhatikan hal ini, yang ada adalah bagaimana membuat hasil produk yang banyak dan laku dipasaran, atau jika itu bidang jasa adalah mencari client sebanyak-banyaknya tanpa memperhitungkan untung dan rugi. Memang ada perusahaan semacam itu ???. jawabnya banyak bahkan pengaruhnya selain bangkrut atau pailit juga menyebabkan angka pengangguran bertambah. Disini saya mencoba berbagi pengalaman dimana saya pernah bekerja di sebuah pabrik rokok sebut saja "WISMILAK", apa saja yang dilakukan :

1. Uji Kualitas.
2. Pemaparan konsep.
3. Menganalisa trend / mode.
4. Proses produksi skala kecil.
5. Penjajakan.
6. Perhitungan 3 bulan pertama.
7. Lanjut atau Berhenti.

1. Uji Kualitas.


Sebelum memasuki tahap proses, perlu adanya penelitian terhadap apa yang akan di jual/ditawarkan, jika profesi anda seorang penjual jasa, maka pelajari karakter client yang anda hadapi, bisakah dengan apa yang diminta sebanding dengan pelayanan anda, jangan terburu-buru membuat keputusan, salah dalam uji kualitas bisa membawa masalah dibelakang hari.


2. Pemaparan Konsep.

Langkah kedua adalah menjelaskan bagaimana produk / barang tersebut dipakai atau digunakan, keperluan outdoor / indoor, untuk dewasa atau anak-anak, bersifat permanen atau insidentil (sementara), jenis berbahaya atau aman, mengandung kontradiksi atau tidak, semuanya harus di uraikan termasuk juga sebab dan akibat apabila ditindak lanjuti dengan proses produksi. Dan bila anda berprofesi presenter maka jelas memerlukan banyak referensi tentang barang / produk tersebut sebelum turun kata ACC. Ingat salah mengartikan sebuah konsep bisa membuat produk tersebut mati di pasaran contoh adalah Honda dengan Kirana yang jeblok dipasaran, kemudian kendaraan china yang hanya bersifat sesaat, kesalahannya adalah konsep mungkin belum begitu matang.


3. Menganalisa trend / mode.

Selanjutnya pelajari apa yang saat ini menjadi tren masyarakat, ketinggalan informasi dalam perkembangan mode akan mengakibatkan anjloknya angka penjualan terhadap produk / barang tersebut, sedikit ber-inovasi tanpa mengubah karakter produk tersebut justru lebih baik daripada berpegang pada pembuatan produk lama meskipun itu brand yang sudah jauh terkenal. contohnya motor, mobil dari kelas bawah sampai kelas atas semacam mercedez benz-pun juga selalu ber-inovasi, perusahaan indofood (mie) dulu adanya mie goreng, mie kuah sekarang beragam mie,  mie dengan kriuk, mie goso/gobang, padahal karakter tetap sama yaitu mie.

4. Proses produksi skala kecil.

Istilah-nya adalah produksi limited edition (terbatas) sekedar untuk mengetahui reaksi pasar dengan produk tersebut, seperti halnya digital printing tempat saya, dengan membuat contoh-contoh cetakan untuk di promo/publikasi ke pasar luar, seberapa paham/mengenal-kah orang-orang di sekitar  terhadap hasil kita. Kalau sambutannya lebih dari perkiraan kita maka prose produksi dalam jumlah besar harus segera disiapkan karena itu adalah menghasilkan keuntungan / provit yang tinggi.



5. Penjajakan.


Buat suatu polling atau jajak pendapat mengenai produk / barang tersebut, untuk mengetahui bagaimana penilaian masyarakat.



6. Perhitungan 3 bulan pertama.


Lazim-nya frekuensi tahap penjajakan itu berkisar 1-3 bulan adalah sebuah format untuk membuat sebuah perhitungan, memang tergantung dari perlakuan perusahaan masing-masing, dan di tempat saya hal tersebut dimanfaatkan untuk mengevaluasi tentang prospek produk tersebut seperti dengan adanya mesin 5m berkecepatan 80m/jam apakah bisa menutup omzet jika dalam keadaan sepi atau ramai, dan apakah produk yang dihasilkan dengan mesin tersebut sudah pantas disebut brand, dan diterima secara antusias oleh banyak costumer ? semuanya harus ada kalkulasi sebelum melangkah lanjut.



7. Lanjut atau Berhenti.

Nah... faktor terakhir adalah sebuah keputusan LANJUT ATAU TIDAK, bila ada provit tinggi jelas Lanjut, andai kurang respon maka harus kembali dari poit pertama, yaitu mengadakan uji kualitas dengan bahan / materi yang berbeda.


Sampai di point ketiga ini saya berharap para pebisnis / pengusaha mulai menata kembali tentang bagaimana menjalankan usaha/bisnis dari awal, semoga ada manfaat-nya.

" Menciptakan Kreatifitas Dengan Keimanan "


No comments:

Post a Comment